Bengkulu, RPP, Mayoritas atau sebagian masyarakat di provinsi Bengkulu adalah petani, dan 50 persen masyarakat sangatlah tergantung pada sektor pertanian dan perkebunan.
Sebagian para petani belum secara langsung merasakan dampak dari perekonomian yang ada sekarang ini, dan juga belum secara langsung berdampak bagi para petani.
Dalam kesempatan nya penasehat Serikat Tani Bengkulu (STaB) Muspani SH MH menyebut kan, komoditas hasil pertanian utama di provinsi Bengkulu yakni Karet, Kelapa Sawit dan Kopi, sedangkan karet dan kelapa sawit, mayoritas dikuasai para pemilik modal yang punya pabrik dan perusahaan besar.
Harga komoditas petani selalu menjadi hal yang menakutkan, sebab dikendalikan oleh para pemilik modal yang memiliki pabrik serta perkebunan sendiri.
Ungkapan resah dari para petani terkait harga beli pabrik tidak pernah ada jalan keluar dan selalu para petani yang harus mengikuti harga yang di atur pihak pabrik.
“ jalan terbaik adalah petani harus berserikat, dan pemerintah juga harus memfasilitasi untuk mereka supaya memiliki pabrik sendiri,” tegas Muspani, ( 12-09-2023)
Pantauan yang kita lakukan kenaikan harga selalu terjadi terutama menjelang hari raya Idul Fitri. Anjloknya harga terkadang membuat mereka tidak bisa menutupi biaya upah panen serta biaya kebutuhan lain nya.
Belum lagi harga minyak dunia yang tidak stabil dan keamanan dunia juga ada pengaruh nya, sebagian lagi negara yang terus komplik akan semakin membuat secara ekonomi tidak stabilnya harga komoditas.
Pemerintah daerah, khususnya Gubernur Bengkulu diminta bersikap pro aktif, jangan hanya mementingkan pembangunan infrastruktur saja.
“ harapan kita gubernur mendengar ini dan melakukan sesuatu yang berguna bagi kalangan petani,” pungkas nya.(***)