Aneka produk kriya asal Jepara dan Jogjakarta tampil di standa Bazar UMKM HUT Kota Curup ke-144 sejak Rabu, (8/5).
Rata-rata kriya yang dijual di arena Festival Budaya dan Bazar UMKM di Lapangan Dwi Tunggal itu terbuat dari kayu jati dan tembikar tanah liat.
Aneka kriya berbahan baku kayu jati limbah pembuatan furniture ukir Jepara itu berupa pernak pernik rumah tangga. Mulai dari tempat air gelas kemasan, kotak tissue, asbak, hingga miniature mobil, sepeda motor, sepeda dan teko set. Termasuk perlengkapan dapur seperti talenan jati, hiasan dinding dan cermin ukir.
‘’Cermin jati ukir ini kita jual dengan harga Rp1.250.000. kotak tissue ada yang Rp135.000 ada juga yang Rp100.000 tergantung motifnya dan bahannya sama. Yakni kayu jati. Sedang teko set Rp250.000 per set,’’ jelas Halijah, pedagang kriya saat ditemui Media Center, Kamis, (9/5).
Dikatakan, produk kriya yang dijual langsung didatangkan dari Jepara dan Jogjakarta. Selain itu, Halijah juga menjual beberapa produk aksesoris hasil kerajinan tangan pengrajin Jogjakarta, Bali dan Toraja. Diantaranya berupa gelang, kalung dan tasbih. Ada yang berbahan baku kayu kokka ada juga terbuat dari manik-manik dan batu akik.
‘’Untuk gelang kokka kita jual Rp35.000 per buah. Sedangkan gelang aksesoris dari bahan kayu lain Rp25.000,’’ tutur Halijah.
Produk kriya Jepara dan Jogkarta lanjut Halijah cukup diminati pembeli. Pengunjung arena Bazar UMKM ramai di malam hari.
Rejang Lebong banyak memiliki produk kriya yang cukup bagus. Sayangnya, produk kriya mulai dari ayam-ayaman hingga pernak pernik rumah tangga yang juga terbuat dari kayu dan bambu tidak dipasarkan di arena ini. Sementara arena Bazar UMKM ini merupakan sarana strategis untuk mempromosikan produk kriya local. Namun, event ini belum dimanfaatkan pengrajin kriya Rejang Lebong.