Malam Ini Sanggar Patriot Gelar Drama ‘’Asen Panes Be Asen Buye’’

0
289

Malam ini, pukul 19.30 WIB, Minggu, (12/5), Sanggar Patriot Curup akan menggelar drama ‘’Asen Panes Be Asen Buye’’. Drama yang mengedepankan kearifan lokal itu akan dipentas di panggung utama HUT Curup di Lapangan Dwi Tunggal.

Drama besutan Evi Morgan selaku sutradara itu bertutur tentang perjodohan paksa Samana, gadis belia dengan putra Datuk Leman, tokoh terpandang desa. Kendati tak menghendaki perjodohan itu, namun Samana tak kuasa menolak keinginan orang tuanya. Padahal Samana telah memiliki tambatan hati, Johan. Pemuda desa yang dicintainya sepenuh hati. Ini yang membuat Samana gundah. Hari-hari menunggu hari perkawinan dijalaninya dengan sedih.

Ketika dilanda gundah gulana, tiba-tiba muncul temannya, Fitri yang siap menjadi ‘’mak comblang’’ Samana dengan pujaan hatinya Johan. Lalu, Fitri mengatur pertemuan Samana dengan Johan di luar rumah.

Dalam pertemuan itu, Johan secara lugas menyampaikan isi hati. ‘’Samana, sejak dulu hingga kini aku sangat mencintaimu. Aku ingin mempersunting dirimu lalu kita bangun mahligai rumah tangga yang bahagia,’’ ucap Johan sambil menggenggam telapak tangan Samana yang lembut dan halus. ‘’Akupun begitu Johan. Apa yang kau rasakan juga aku rasakan sejak lama. Sejak kita masih kecil. Tapi..’’ suara Samana terputus. ‘’Tapi apa Samana…??’’ kejar Johan. ‘’Aku sudah dijodohkan dengan anak Datuk Leman. Dan aku tak bisa menolak perjodohan itu. Ini yang membuat aku sangat menderita,’’ keluh Samana. ‘’Apakah kau mencintaiku..?? Tanya Johan. ‘’Masih. Bahkan aku sangat mencintaimu,’’ timpal Samana. Sambil menarik tubuh Samana lebih dekat, Johan berbisik. ‘’Aku tidak mau kehilangan dirimu. Jika kau tak keberatan, kita lari malam ini,’’ wajah Johan tampak serius. ‘’Lari..?? kemana?’’ tanya Samana. ‘’Kemana saja. Yang penting kita tetap bersama,’’ balas Johan cepat. Samana tercenung sebentar lalu berujar. ‘’Baik, malam ini kita lari,’’ tutur Samana. Sebelum minggat, Samana meninggalkan selendang di atas tempat tidur sebagai tanda bahwa dirinya pergi bersama kekasihnya.

Kepergian Johan dan Samana tanpa pamit membuat geger desa. Datuk Leman marah karena calon menantunya telah dibawa lari pemuda lain. Lalu, Datuk Leman mendatangi Mangku, ayah Samana. Perang mulutpun tak terelakan. Klimaksnya, Leman mencabut keris dan menyerang secara membabibuta.

Ketika Mangku dan Leman bertikai, muncul Tamrin untuk melerai. Namun, Leman yang dibaluri amarah tak menggubris kehadiran Tamrin. Dengan satu sentakan keras, Tamrin berhasil memisahkan Mangku dan Leman. Bersamaan dengan itu, pemangku adat juga tiba. Mangku dan Lemanpun tersentak kaget. Kendati masih dalam kondisi marah, Leman tetap menghormati pemangku adat. Leman dan Mangkupun sepakat berdamai secara adat. Johan dan Samanapun akhirnya direstui menikah.

‘’Kisah yang dikemas dalam drama tari ini bukan hanya bisa menjadi tontonan menarik. Tapi, pesan yang disampaikan juga dapat menjadi tuntutan yang patut diteladani. Adat harus ditegakkan dan dijunjung tinggi,’’ demikian Evi Morgan mengomentari karyanya.

Dikatakan, drama ‘’Asen Panes Be Asen Buye’’ ini didukung sederet pemain. Mereka adalah, Evi Morgan (Mangku), Martin (Leman), Billa Saputri (Samana), Wiwit (Johan), Celsi (Fitri), Aura (Mirna), Rilwansyah (Paman). Manca Yasin (Pemangku Adat)

Share