Jakarta , RPP. Kebutuhan sabo dam sekarang tidak hanya di Gunung Semeru atau Gunung Merapi di Jawa, tetapi juga gunung di Sumatera Barat. Karena itu, diusulkan kepada Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk membantu kerja sama pembangunan sabo dam di Sumatera Barat.
Demikian yang dikatakan Menteri Basuki saat pertemuan bilateral dengan Senior Vice President JICA Kawamura Kenichi di sela-sela acara 10thWorldWaterForum di Bali, Rabu (22/5/2024).
Dukungan JICA untuk pembangunan sabo dam di Sumatera Barat tersebut berdasarkan perintah Presiden Setidaknya pada tahun ini dibangun 6 sabo dam di titik-titik rawan bencana banjir lahar dingin gunung berapi Sumatera Barat.
Presiden dalam kunjungan kerja ke Sumatera Barat pada Selasa (21/5/2024) menyampaikan bahwa dibutuhkan 56 sabo dam
“Keberadaan sabo dam di Indonesia saat ini sudah sangat krusial. Saya berharap kerja sama teknologi sabo dam dengan JICA termasuk juga untuk Sumatera Barat,” kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki menyampaikan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan JICA sudah terjalin cukup lama dan diharapkan semakin kuat dan terus berlanjut, khususnya di bidang infrastruktur sabo dam.
Dikatakan Menteri Basuki, sejak tahun 1970 tercatat lebih dari 300 pakar teknologi sabo dam dari Jepang dikirim ke Indonesia untuk membangun Sabo.
“Lewat kerja sama ini, Indonesia juga telah mengirim lebih dari 100 orang insinyur untuk mempelajari teknologi ini di Jepang,” kata Menteri Basuki.
Senior Vice President JICA Kawamura Kenichi mengatakan pentingnya sabo dam untuk mengurangi risiko banjir dari wilayah hulu gunung berapi juga sudah disampaikan dalam diskusi Bandung Spirit di World Water Forum ke-10 di Bali.
Selanjutnya hasil dari pertemuan bilateral tersebut akan ditindaklanjuti oleh JICA dengan Kementerian PUPR.
Pada pertemuan tersebut juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Direktur Jenderal Sumber Daya Air Bob Arthur Lombogia dengan Chief Representative JICA Takehiro Yasui tentang penguatan Sabo Technical Center.(Rl)