Bengkulu – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bengkulu terus menggalakkan pendirian perpustakaan desa, mengingat saat ini angka perpustakaan desa belum mencapai 50 persen.
Pemerintah desa diharapkan dapat memanfaatkan dana desa untuk menyediakan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Dalam upaya meningkatkan literasi dan akses informasi di pedesaan, anggota DPRD Provinsi Bengkulu telah mendirikan perpustakaan desa yang tidak hanya menyediakan bahan bacaan tetapi juga menjadi pusat kegiatan masyarakat yang inklusif dan berorientasi pada hal tersebut dari keberadaan kebutuhan sosial.
“Kita melihat bahwa cakupan desa yang memiliki perpustakaan masih sangat rendah, belum mencapai 50 persen. Oleh karena itu. kami mendorong pemerintah desa untuk memanfaatkan dana desa dalam membangun perpustakaan berbasis inklusi sosial,” ujar salah satu anggota DPRD Provinsi Bengkulu.
Perpustakaan desa berbasis inklusi sosial diharapkan dapat menjadi ruang yang ramah bagi semua kalangan, menyediakan berbagai jenis bacaan dan sumber informasi, serta menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat desa.
“Pemerintah desa harus melihat perpustakaan sebagai investasi jangka panjang dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa. Dengan memanfaatkan dana desa, perpustakaan dapat dibangun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat,” tambahnya.
Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan indeks literasi nasional dan mendukung program-program literasi yang lebih luas. Perpustakaan desa diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi ketimpangan akses informasi antara masyarakat perkotaan dan pedesaan.
Dengan adanya dorongan dari DPRD Provinsi Bengkulu, diharapkan pemerintah desa dapat segera merespons dan merealisasikan pembentukan perpustakaan desa. Keberadaan perpustakaan desa
yang inklusif akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat, khususnya dalam meningkatkan budaya membaca dan mengurangi ketergantungan pada gadget di kalangan anak-anak dan remaja. Perpustakaan desa berbasis inklusi sosial ini diharapkan menjadi salah satu pilar penting dalam pengembangan masyarakat desa yang lebih cerdas, kreatif, dan berdaya saing tinggi.