Dumai, 19 Juni 2024 sebuah perjalanan epik dimulai. KRI Dewaruci, kapal legendaris dari TNI Angkatan Laut, mempersiapkan diri untuk membelah ombak menuju Pulau Weh, di ujung barat Indonesia. Tidak sekadar sebuah perjalanan, pelayaran ini mengusung muhibah budaya, menghubungkan warisan sejarah dari masa lalu dengan masa depan yang cerah bagi keberagaman Nusantara.
Persiapan dan Pembekalan
Sebelum keberangkatan, peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah diperkenalkan dengan berbagai hal tentang KRI DEWARUCI, memastikan setiap detail pelayaran berjalan lancar dan aman. Pembekalan tidak hanya tentang navigasi dan keamanan, tetapi juga melibatkan pengenalan mendalam terhadap kapal tersebut sebagai lambang kebanggaan bangsa. Dengan semangat kebangsaan yang berkobar, mereka siap mengarungi lautan demi menebarkan semangat persatuan.
Sesampainya di Sabang, Dewaruci bukan hanya sekadar kapal. Ia menjadi duta dari muhibah budaya, membawa pesan perdamaian dan keberagaman. Di sini, para awak kapal berinteraksi dengan masyarakat setempat, mendalami kearifan lokal, dan merasakan kehangatan sambutan dari pulau yang menjadi titik paling barat Indonesia. Banda Aceh, kota yang memiliki warisan sejarah gemilang dari masa kejayaan Kerajaan Aceh, menjadi pintu gerbang yang meyakinkan. Di sini, Laskar Kayu Manis menggali historis tentang keagungan masa lalu, yang memberi inspirasi untuk memandang ke masa depan dengan penuh harapan.
Konektivitas Jalur Rempah di Nusantara
Jalur Rempah tidak hanya sekadar jejak sejarah, tetapi juga jaringan kultural yang menghubungkan berbagai pulau di Nusantara, terutama di Pulau Sumatera. Melalui pelayaran ini, Laskar Kayu Manis dari program Muhibah Budaya Jalur Rempah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia turut serta dalam memperkuat dan mempromosikan keberagaman budaya yang kaya di sepanjang jalur ini. Laskar Kayu Manis membawa pesan tentang pentingnya melestarikan dan menghormati warisan nenek moyang, serta menggalang persatuan di antara bangsa Indonesia yang majemuk.
Pelayaran KRI Dewaruci bukan sekadar sebuah perjalanan fisik, melainkan sebuah perjalanan rohani yang menghubungkan hati dan jiwa bangsa. Dengan membawa muhibah budaya dan menghidupkan kembali nilai – nilai dari masa keemasan Kerajaan Aceh, Laskar Kayu Manis membuka lembaran baru dalam menjaga dan memperkokoh identitas Indonesia sebagai negara maritim yang kaya akan sejarah dan keberagaman budaya.