Bengkulu Kota, RPP- Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bengkulu menegaskan tidak akan menerapkan kebijakan pemasangan stiker bertuliskan “Keluarga Miskin” di rumah penerima bantuan sosial (bansos).
Langkah tersebut dinilai berpotensi menimbulkan dampak psikologis bagi keluarga penerima, terutama anak-anak.
Kepala Dinas Sosial Kota Bengkulu, Sahat Marulitua Situmorang menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Bengkulu memilih pendekatan yang lebih humanis dalam pelaksanaan program bantuan sosial.
Menurutnya, pemasangan stiker pada rumah penerima justru dapat menimbulkan rasa malu, tekanan sosial, serta mempengaruhi kondisi mental anak-anak di keluarga penerima.
“Penerima bansos di Kota Bengkulu banyak yang memiliki anak sekolah, termasuk penerima Program Keluarga Harapan (PKH). Kalau rumah mereka ditempeli stiker ‘keluarga miskin’, tentu akan berdampak pada psikologis anak, apalagi saat mereka berinteraksi di sekolah,” ujar Sahat, (23/10/2025).
Meski tidak menerapkan stiker, Sahat memastikan pengawasan terhadap penyaluran bansos tetap berjalan ketat dan transparan.
Saat ini, Kementerian Sosial telah menyediakan mekanisme pengawasan melalui fitur “Usul dan Sanggah” di aplikasi Cek Bansos, sehingga masyarakat dapat ikut memantau agar bantuan tepat sasaran.
“Setiap penerima bansos bisa dipantau. Bila ada warga yang merasa tidak layak menerima, bisa disanggah langsung lewat aplikasi. Selain itu, ada juga pertemuan kelompok rutin bagi penerima bantuan untuk evaluasi,” jelasnya.
Ia menambahkan, sistem pendataan penerima bansos di Kota Bengkulu sudah terintegrasi dengan data nasional, sehingga potensi penerima ganda atau penyalahgunaan bantuan dapat diminimalkan.
Bahkan, penerima yang terbukti menyalahgunakan bantuan akan dikenai sanksi tegas.
“Kami pastikan, jika ada penerima bansos yang ketahuan menggunakan bantuan untuk hal-hal yang tidak semestinya, seperti bermain judi online, maka mereka akan dikeluarkan dari daftar penerima,” tegasnya.
Sahat berharap, masyarakat tidak menilai kebijakan tanpa stiker sebagai bentuk kelonggaran, melainkan bagian dari upaya menjaga martabat penerima.(Adit)















